Jumat, 05 Juni 2009

Satu Kisah Tragedi Tsunami 26 Desember 2004

Mengikuti Kejuaraan Kempo se-Aceh

Pagi itu adalah hari ketiga Kejuaraan Walikota Cup II Kempo, saya dan teman pasangan saya main masuk Final kelas Embu Pasangan Putra (Kyu-I). Saat hampir sampai di GOR KONI Banda Aceh, saya merasakan motor saya oleng jalannya lalu kita berhenti krn saya berpikir bocor ban motor saya. Tapi goyangan bertambah kencang sampai-sampai kita tidak bisa berdiri dan duduk lagi, maka kami baru sadar bahwa goyangan itu adalah Gempa Bumi yang begitu kuat hentakannya yang belakangan baru kita tahu dari info Televisi berkekuatan 8,9 SR.

Swalayan Pante Pirak rubuh

Kami melihat teman2 kenshi dan orang2 berhamburan lari keluar dari Gedung-gedung bertingkat tinggi. Kemudian ramai-ramai kumpul bersama jauh dari bangunan2 gedung sambil mengucapkan doa2. Ada juga yang menangis histeris ketakutan khususnya cewek-cewek pramuniaga yang bekerja di Swalayan Pante Pirak disamping kantor KONI yang keluar dari sana beramai-ramai. Setelah gempa agak sedikit reda, tiba-tiba diiringi suara krek-krek-krek...buummm...sebahagian gedung Swalayan Pante Pirak itu rubuh sampai ke lantai dasar dan pramuniaga-pramuniaga tadi tambah histeris tangis mereka karena ketakutan dan sedih kalo2 masih ada teman2 mereka yang masih tinggal di dalam swalayan tersebut.

Melihat dari akibat gempa tersebut saya minta izin pulang kerumah pada Simpei saya (kakak seperguruan) dan dalam hitungan 5 menit saya sudah sampai dirumah padahal rumah tempat tinggal saya jauh dari kota dengan jarak ± 5 Km. Lega rasanya melihat kondisi orang tua, kakak dan rumah tidak apa2 tidak ada kerusakan yang berarti cuma pagar yang baru dibangun disamping rumah rubuh karena belum sempat dicor tiang sudut pagar tsb. Kemudian saya membereskan rumah meletakkan barang2 elektronik ke lantai untuk berjaga2 kalau akan ada kemungkinan gempa susulan berikutnya.

Air laut naik - air laut naik...

Tempat tinggal saya berada di desa Ulee-Lheue tepat di ujung barat kota Banda Aceh langsung berbatasan dengan bibir pantai laut Selat Malaka dan Samudera Hindia. Selagi saya membereskan perabotan rumah, tiba2 orang-orang berteriak-teriak “air laut naik - air laut naik….!! ” Semua orang panik berlarian kejalan raya. Saya masih belum percaya dengan teriakan tsb, lalu saya cepat2 naik ke lantai dua untuk memastikannya. Tapi air yang dimaksud tak nampak dari pandangan mata saya, mungkin karena terhalang oleh rumah2 tetangga atau penglihatan saya yang tidak fokus lagi oleh situasi panik saat itu. kemudian saya turun dan keluar ke halaman rumah. Saya sangat terkejut melihat air meluap besar sudah sampai di depan lorong rumah tetangga dari arah laut kira-kira 10 meter dengan rumah kami. Orang2 berlarian panik, ayah saya yang sakit terus berjalan dengan tongkatnya ke arah masjid diikuti oleh bunda yang menggendong cucu dan kakak menggendong anaknya (keponakan saya). Melihat situasi yang tidak memungkinkan lagi saat itu, saya mengambil inisiatif naik motor terus tancap gas sendiri dan saya sempat ajak anak tetangga yang sedang lari dijalan untuk naik motor saya, lalu saya tancap gas lagi ke arah kota.

Gelombang Besar dan Sangat Tinggi

Kira-kira 200 meter kami lari, Allahu Akbar saya melihat sebelah kiri arah laut Gelombang Besar dan Sangat Tinggi setinggi pohon kelapa ± 10 meter. Melihat hal tsb saya menambah kecepatan gas mencoba mendahului Gelombang tsb tetapi ternyata didepan kami sudah melintang luapan air laut yang melintasi jalan raya. Saya pasrah tidak punya pilihan lain tetap menambah kecepatan untuk mendahului Gelombang Besar tsb, setelah berhasil melewati luapan air melintas jalan tadi saya mau tancap gas lagi tapi tiba-tiba...Allahu Akbar!!! Gelombang tadi sudah disamping saya dan menghantam semua apa yang ada didepannya tanpa terkecuali. Saya merasakan tubuh berputar-putar digulung ombak tsb, timbul tenggelam sampai jauh dan saya menahan nafas mencoba bertahan dalam hempasan-hempasan gelombang tsb dan pasrah sambil berdoa didalam lubuk hati mengucap Lailahaillallah terus..., mohon diampuni dosa-dosa saya yang lalu. Saat itu saya terbayang masa-masa lalu hidup saya, teringat pada orang tua, sanak saudara, teman2 bermain waktu kecil hingga dewasa yang akan saya tinggalkan semuanya..., sampai saya tidak bisa menahan nafas lagi dan saya mengucapkan Dua Kalimah Syahadah..

Melihat kasur kapuk yang masih baru

Saya hilang ingatan beberapa saat, kemudian tiba-tiba timbul kepermukaan air. Saya sadar kembali lalu menghirup udara lagi dengan terengah-engah mencoba berenang mengikuti arus, tiba tiba saya melihat kasur kapuk lewat yang masih baru, saya kejar berenang menangkapnya dan saya naik keatas kasur tersebut dalam posisi telungkup.

Atas pertolongan Allah SWT diatas kasur itulah saya selamat meskipun saya sempat digulung-gulung lagi oleh gelombang besar yang terakhir. Sampai pada kawasan perumahan penduduk dekat dengan Simpang Tiga Pemancar, Setui-Surien yang berjarak 3,5 Km dari tempat tinggal saya. Air sudah mulai reda, saya berenang kesalah satu rumah lalu naik keatapnya, diatas atap tersebut sudah ada beberapa orang yang selamat. Setelah menunggu beberapa saat air laut surut, kami turun dan mencari pertolongan bersama.

Mencari sanak saudara yang selamat

Dalam masa darurat musibah gempa dan Tsunami tsb kami tidur di salah satu Masjid di kawasan Blower yang menampung sebagian pengungsi dari sekitar masjid tersebut sambil memulihkan sakit dan cedera yang saya alami.

Pada hari ke-5 paska Bencana tsb baru saya telah pulih dari sakit dan dengan beberapa orang kami mencari keluarga di Pusat Pengungsian Bencana di sekitar Stasiun TVRI di Ghu Gajah arah Ketapang-Mata Ie. Sampai di sana kami bertanya kesana kemari, dan ada khabar bahwa hanya Ayah saya yang selamat dari Tsunami itu meskipun beliau sudah tua dan sudah pernah strouk berat tapi Allah masih memberikan kesempatan hidup pada beliau. Hari ke-5 saya berjumpa dengan adik dibawah saya dan hari ke-7 baru berjumpa dengan Ayah dan adik yang terakhir di komplek Perumahan Arun, di Batuphat-Lhokseumawe di rumah paman dari adik Bunda. Sedangkan adik perempuan saat itu tidak berada di Aceh karena dia sedang mencoba mencari rezki bekerja di negeri jiran, Malaysia. Beberapa bulan kemudian adik perempuan saya itu baru bisa pulang ke Aceh karena sebelumnya masa kontrak kerjanya belum habis dan kami bisa berkumpul kembali meskipun Bunda, kakak dan 2 keponakan dan famili2 kami sudah tiada lagi, telah di panggil kembali Kehadirat Illahi.. “Innalillahi Wainna Ilaihi Raji’un..” Hanya doa yang bisa kupanjatkan Kehadirat MU ya Allah, Semoga diberi tempat yang layak di sisi-Mu dan ampunan atas dosa-dosa kami dan dosa-dosa Orang tua kami, Bunda, kakak, keponakan2 kami, nenek dan saudara-saudara kami semua..Amiiin....Ya Rabbal’alamin..!

By afif_sans / Bireuen, 05 Juni 2009

Kamis, 04 Juni 2009

INTERNET DI BIREUEN NGADAT LAGI...?

Asslm..wr.wb.
Beberapa bulan terakhir ini jaringan internet di wilayah Bireuen-NAD sering sekali mati alias offline, hal tersebut sangat mengganggu aktifitas beberapa Warnet (warung internet) yang baru beroperasi di wilayah tersebut. Jaringan internet yang mereka gunakan adalah dari salah satu penyedia jasa Telekomunikasi Nasional yang satu satunya jaringan koneksi melalui kabel telepon rumah/tetap.

Terputusnya jaringan tersebut juga sangat dirasakan oleh konsumen (pengguna jasa internet) pribadi, kantor pemerintahan, kantor swasta dan lainnya. Selain itu jaringan di wilayah ini masih lambat atau kurang cepat, hal ini mungkin beberapa pengguna jasa belum memanfaatkan fasilitas khusus internet. Dari beberapa informasi harga khusus untuk fasilitas fiture jaringan tersebut mahal/sangat mahal per bulannya, apalagi bagi beberapa warnet yang terbilang baru beroperasi disana. Makanya warnet warnet tersebut tidak membeli atau tidak mau memakai fasilitas fiture tersebut.

Maka kita sangat berharap ada perubahan dan peningkatan pelayanan yang sesuai dengan perkembangan zaman glabalisasi saat ini dari instansi BUMN tersebut dalam melayani konsumen mereke, baik itu dari konsumen umum, swasta, kampus2, kantor pemerintahan maupun pengelola jasa warnet dll. Jangan sampai konsumen2 tsb memutuskan kerjasamanya dan mencari kemungkinan jaringan baru dari Inter-Koneksi antar kota lainnya dengan hasil yang lebih maksimal dan pelayanan yang memuaskan tentunya.

by afif_sans / 05Juni2009